Sabtu, 09 Februari 2013

Itsar: Tingkatan Tertinggi dalam Ukhuwah


Tingkatan terendah dalam sebuah ukhuwah adalah ketika seorang muslim memahami dan mau menerima kekurangan saudaranya dengan lapang dada. Sedangkan tingkatan tertinggi dalam ukhuwah adalah 'itsar' yaitu mendahulukan saudaranya diatas kepentingan diri sendiri meski dalam keadaan sesulit apa pun. Dengan catatan bukan dalam hal ibadah. Ketika sudah menyangkut persoalan ibadah maka tak peduli dengan siapa pun, kita harus berlomba-lomba untuk meraih ridho-Nya.

Kaum Anshar adalah contoh nyata sahabat yang memiliki tingkatan tertinggi dalam ukhuwah dengan dua karakter kuat yang melekat:
1. Mencintai saudaranya,
2. Memiliki kelapangan dada.

Sebagaimana yang telah Allah SWT firmankan dalam QS. Al Hasyr ayat 9: "Dan orang-orang Anshar yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah ke tempat mereka. Dan mereka tidak menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meski pun mereka juga memerlukan. Dan siapa yang dijaga dirinya dari kekikiran, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung."

Asbabun Nuzul turunnya QS. Al Hasyr ayat 9 adalah sebuah kisah pada zaman Rasulullah. Abu Hurairah berkata, suatu hari datanglah seorang Muhajirin bertamu ke rumah Rasulullah. Maka Rasul SAW pun menanyakan persediaan makanan kepada istri Beliau untuk menjamu tamu tersebut. Namun istri Rasulullah memberitahu bahwa tak ada makanan sama sekali di rumah Beliau saat itu. Lalu Rasulullah berkata pada para sahabetnya, "Semoga Allah merahmati siapa pun diantara kalian yang bersedia menjamu tamunya malam ini."
"Aku akan menjamunya ya Rasulullah." Berkatalah seorang sahabat Anshar, ia pun pulang dan berkata kepada istrinya, "Berikanlah makanan pada tamu Rasulullah ini." Sang istri pun menjawab, "Demi Allah, makanan ini hanya cukup untuk anak kita." "Ajak mainlah anak kita, jika mereka lapar maka tidurkanlah mereka dan padamkanlah lampu. Biarlah kita menahan lapar pada malam ini," pesan sahabat Anshar tadi. Sang istri pun melakukan pesan suaminya itu.
Usai manjamu tamunya, menhadaplah sahabat Anshar kepada Rasulullah. Beliau SAW mengatakan bahwa Allah telah mengirimkan salam kepada sahabat Anshar tersebut, dan turunlah QS. Al Hasyr ayat 9 atas peristiwa tersebut.

Sungguh indah namanya ukhuwah. Iman menumbuhkan cinta, cinta menumbuhkan rela. Kerelaan sebagai wujud cinta persaudaraan akan mendatangkan ridho-Nya. Wallahu a'lam.

(Materi Liqo Hari Jumat 8 Februari 2013, di Masjid Kampus UGM Yogyakarta.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar